Header Ads

Menikmati dan Menyajikannya Kembali

Memunculkan ide adalah hal yang mudah. Bisa lahir dari renungan, layaknya seorang filsuf yang menopang dagu dengan tangan. Atau bisa lahir dari tempat yang paling kotor seperti kakus saat kau mengeluarkan tai dari anusmu. Atau sesederhana saat menyesap kopi sambil mengudut.

Mengungkapkan ide juga masih terbilang mudah. Meski ada seninya. Dan kupikir kalian akan setuju kalau tak semua ide bisa tersampaikan dengan baik.

Namun sampai di sini masih terbilang mudah. Sampai kau dihadapkan dengan konsistensi. Tahap lebih jauh dari sekedar melakukan. Karena bukan hanya soal kebulatan tekat, tapi juga soal memelihara semangat. Selalu mencari cara menghangatkan lagi tai ayam yang kita tahu akan dingin seiring waktu berjalan.

Gambar: Pixabay
Gambar: Pixabay



Kita semua gagal, kata Hindia. Namun kita tidak gagal dalam semua hal. Aku pernah berhasil di beberapa hal. Namun soal konsistensi, aku selalu gagal. Baik itu tentang aku sendiri maupun yang melibatkan orang lain. Tinggal soal waktu saja. Semua yang dimulai dengan berapi-api, selalu kuakhiri seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Seperti saat aku berjanji pada diriku sendiri saat aku mulai membuat blog dan menulis rutin. “Aku akan menulis setiap hari,” ucapku dalam hati pada diriku sendiri. Kalau tak salah, sempat kutulis dalam notes laptopku. Itu terjadi ketika aku baru beberapa minggu menyandang status mahasiswa. Dulu, semua terasa sangat keren dan menyenangkan. Melihat pembaca tulisanku bertambah setiap harinya. Apalagi mulai ada komentar-komentar yang kuanggap sebagai apresiasi. Sungguh menjadi bahan bakar semangatku untuk terus menulis.

Namun aku lupa persisnya seberapa lama aku mempertahankan janji itu. Mungkin hanya satu dua minggu. Setelahnya berkurang sedikit demi sedikit, menjadi dua hari satu tulisan, tiga hari satu tulisan, satu tulisan semiggu. Sampai tidak pernah ada lagi tulisan baru dalam blog itu.

Sekedar memberikan informasi agar kalian mendapatkan gambaran jelas tentang garis waktunya, aku menulis ini saat aku di semester akhir kuliah sambil menunggu revisian skripsi dari meja dosenku.

Sama halnya ketika aku berjanji akan membaca minimal seratus halaman buku sehari untuk memberi makan kepalaku. Kalian tahulah apa yang terjadi. Persis seperti cerita di atas. Namun janji ini bertahan lebih lama. Lebih konsisten dari janji-janji lain.

Semua janji-janji pada diriku sendiri itu tercetus saat aku masih mahasiswa polos yang hanya berkutat pada persoalan kuliah. Pangka dari inkonsistensi itu dimulai saat aku menceburkan diri dalam organisasi.

Terkesan terlalu egois dan nampak tak mau disalahkan saat aku menjadikan kesibukan berorganisasi sebagai musababnya. Mungkin kata klise seperti tak bisa mengatur waktu dan tenaga adalah persoalan utamanya.

Buatlah paragraf ini sebagai garis imajiner yang membatasi antara latar belakang dan inti cerita yang ingin kutuliskan.

Temanku baru mulai menulis di blog. Ia bertanya beberapa hal denganku terkait itu. Keterbatasan ilmuku terkait blog ternyata bermanfaat.

Kami adalah orang yang dipertemukan dalam organisasi di bidang jurnalistik. Selama di sana, tulisannya jarang dipublikasi. Tapi bukan tak pernah ia menghujamkan jari-jarinya di susunan huruf-huruf laptopnya. Merangkai kata demi kata. Baru belakangan aku tahu kalau dia mulai menggarap blog.

Hal itu membuatku kembali melihat blogku yang sudah lama tak kuoperasikan. Ternyata sudah hampir 300 ribu pembaca. Jumlah yang banyak untuk sebuah proyek tak konsisten. Namun tulisan-tulisan di dalamnya memang ringan dan dicari. Sehingga memperoleh banyak peminat.

Namun tulisan-tulisan itu bukanlah menggambarkan aku sekarang. Sudah banyak yang berubah. Utamanya soal tema dan gaya. Takan ada lagi tulisan seperti 1-10 dalam berbagai bahasa. Atau sejarah hari valentine. Mungkin yang memperhatikan tulisanku dulu, akan menyaksikan perbedaannya setelah ini.

Semua tulisan setelah ini tentunya dengan tema yang tidak marketable seperti dulu. Namun hanya seperti tai. Hasil dari pengamatanku terhadap lingkunganku. Atau tafsirku dari sebuah buku atau film. Juga sesederhana ocehanku karena aku baru saja mengalami sesuatu.

Aku hanya ingin menikmati kembali kenikmatan yang telah lama kutinggalkan. Aku takkan menjanjikan konsistensi. Namun aku berusaha sesering mungkin meng-update tulisan di situ. Tentu tak semua tulisan baru. Akan ada tulisan-tulisan lamaku. Baik yang sudah terbit maupun belum. Kebanyakan tulisanku saat aku menjadi pemred di media online sebuah organisasi mahasiswa di bidang jurnalistik. Namun aku akan memberikan tambahan keterangan di bawahnya kalau itu tulisan lama. Jika perlu sedikit penggubahan untuk menyesuaikan waktu, akan kulakukan. Atau jika itu adalah penggambaran kondisi waktu itu, hanya akan kuedit seperlunya.

Aku ingin menemukan pembaca setiaku. Mungkin sekarang belum. Jumlah pembaca sedemikian, mungkin hanya orang-orang yang memang berniat mencari informasi. Karena aku sadar, tulisanku tak punya karakter sebelum ini. Dan semua tulisanku dulu memang saat aku belum menemukannya.
Setelah ini (hanya setelah tulisan ini), jika kalian menemukan kenikmatan membaca tulisanku, silakan hubungi aku. Silakan cari cara untuk itu. Biar aku tahu kalian bersedia sedikit mengorbankan tenaga dan pikiran untuk mengapresiasi tulisanku.

No comments

Powered by Blogger.