Header Ads

Sejarah Renaisans



Gambar: http://kelompokdiskusi.blogspot.co.id

 

Seluk Beluk Renaisans
Renaisans selalu berhubungan dengan berbagai masalah , seperti seni lukis, seni patung, arsitektur, kesusastraan, Filsafat, saint, dan teknologi. Renaisans digunakan sebagai zaman perubahan dari dasar-dasar ekonomi manorial pada akhir abad pertengahan menejuju kedasar ekonomi kapitalis dalam awal zaman modern. Pada masa Renaisans berbagai Negara eropa mulai mengenal organisasi sebagai sistem, akhirnya, Renaisans juga dipahami berkaitan dengan masalah Gereja Kristen, yang selama berabad-abad telah member konstribusi terhadap peradaban eropa.
Istilah Renaisans pertama kali disebut-sebut oleh seniman, arsitek, pelukis bangsa Italia. Vasari (1511-1576). Namun istilah tersebut belum meluas dan belum terkenal karena Vasari tidak meninggalkan jejeak penulisan tenatang Renaisans. Muncul Jacob Burckhardt dalam karya nya yang berjudul Die Cultur Der Renaissance In Italien, 1860. Sejak saat itu mengenai seluk beluk Renaisans mulai popular, banyak dari berbagai disiplin ilmu ikut membahas karya Jacob Burckhsrddt. Periode sejarah yang pada umumnya dinamakan “modern” memiliki pandangan jiwa (baca : Mentalitas) yang berbeda dari periode abad petengahan. Terdapat dua hal yang paling penting dari perbedaan itu, yakni: dalam abad modern terjadi pemerosotan otoritas pengetahuan yang selam abad pertengahan dua hal tersebut tidak didapati. Pengetahuan abad pertengahan, yang disebut Scholastic,bertujuan untuk membuktikan kekebalan ajaran Gereja. Penyelidikan dan Eksperimen sebagai tiang penyangga penegtahuan modern hampir tidak dikenal orang abad pertengahan itu.
Menurut  pendapat Jacob Burckhardt Renaisans didefinisikan sebagai berikut : Renaisans merupakan kelahiran kembali kebudayaan Yunani – Romawi Klasik, dan memandang kebudayaan klasik sebagai contoh yang mulia. Renaisans dianggap sebagai tiruan, imitasi dari kebudayaan klasik, ia menerangkan bahwa Renaisans dipandangnya sebagai manusia individualities, masa kemajuan dan pembebasan dari berbagai ikatan dan kewajiban lama (ikatan teologi anad pertengahan). Gereja bukanlah satu-satunya tempat keselamatan manusia.lambat laun orang kurang percaya terhadap agama.
Sejarawan Belanda, Huizinga, hidup pada awal abad XX, ia menyatakan bahwa Renaisans itu bukanlah semata-mata tiruan atau imitasi kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Sebab jika Renaisans itu hanya sekedar tiruan, ia tidak bisa berkembang, tidak akan menjadi subur dari berbagi ciptaan. Upaya menghidupkan kembali kebudayan klasik sudah pernah dilakukan pada masa romawi terhadap kebudayaan Yunani, demikianlah contoh  Renaisans Karoling dan Renasisans Ottonis (Abad X-XII). Huizinga berpendapat, bahwa Renaisans melanjutkan, menenruskan kebudayaan klasik itu, merupakan sintesis antara kebudayan Yunai-Rowawi dan unsur Kebudayaan Israel-Kristen abad pertengahan. Renaisans mengambil unsure klasik sebagai pola tetapi sebatas pada bentuknya saja, sedangkan mengenai isinya diberi gaya baru yang dinamis sesuai dengan tuntutan zaman. Renaisans menghendaki hal yang baru dalam menatap kemasa depan, disatu sisi mereka memalingkan fikirannya kemasa silam.
Italia sebagai Tempat kelahiran Renaisans
Italia merupakan tempat kelahiran Renaisans, Negara-negara kota Italia Utara menelurkan Renaisans di pusat-pusat perkotaan yang maju, dimana orang–orang mempunyai kekeyaan, kebebasan dan kecendrungan untuk mengembangkan  seni dan menikmati buah-buah kehidupan duniawi. Lagi pula di Iatalia, sisa-sisa keagungan Romawi kuno dapat dilihat dimana-mana seperti jalan-jalan, Monumen-monumen, dan manuskrip-manuskrip Romawi  memperbesar hubungan-hubungan orang italia pada masa silam.  Negara-negara kota Italia telah berkembang sebagai pusat-pusat komersial dan perbankan yang tumbuh subur dan telah mempengaruhi perdangangan di Mediterania. Florence, merupakan kota utama Renaisans, membantu melawan kecendrungan ke arah Depotisme untuk waktu yang panjang. Tetapi pada pertengahan abad ke 15, Republikanisme Florence pun menyerah dihadapan intrik-intrik suatu keluarga banker kaya,  Madice. Mereka telah menobatkan diri berkuasa pada 1430-an dengan kembalinya Cosimo de’ Medici dari pembuangan. Cucu Cosimo, Lorenzo yang Agung, merampungkan pengahancuran konstitusi republican pada 1480, ketika ia berhasil membentuk suatu pemerintahan yang dilengkapi dengan pendukungnya. Secara dramatis, cara-cara kehidupan baru muncul didalam Negara-negara Italia. Para pembisnis yang kaya memainkan peran memimpin di dalam kehidupan politis dan budaya kota. Seiring dengan perluasan perdagangan dan industry, nilai-nilai feodal kelahiran, kecakapan militer, hierarki tuan dan vassal yang sudah mapan runtuh berhadapan dengan ambisi dan prestasi individual, enatah itu di istana, dikantor akuntan atau di dalam studio seniman. Seni bertindak sebagai suatu focus kebanggaan dan patritosime warga Negara. Para anggota kelas atas perkotaan menjadi pelindung seni, menyediakan dana untuk mendukun seniman dan penulis yang memiliki bakat. Paus juag meneumpuk kekayaan pada para seniman untuk meningkatkan gengsi mereka yang sedang mengendor. Mereka mejadi patron paling boros dari semuanya, seprti kesaksian dari karya-karya michaelangelo dan Raphael. Hasil dari patronase yang baru ini oleha para paus dan bangsawan adalah suatu ledakan kreatifitas seni. Jumlah dan khususnya hakikat patronase ini juga membentuk baik seni maupun seniman.
Masyarakat Renaisans juga ditandai dengan tumbuhnya cara pandang sekuler. Dibangkitkan oleh kehidupan aktif kota dan hasrat untuk menikmati kesenangan duniawi yang dapat diperoleh uangnya. Dimana mereka kurang memperhatikan agama, tantangan dan kesenangan hidup  yang baik didunia ini tampak lebih menggairahkan daripada janji surga. Individualisme adalah tanda lain dari masyarakat Renaisans, kehidupan perkotaan membebaskan masyarakat atas kekayaan dan bakat dari batasan-batasan lama kaum bangsawan dan gereja.
Cara Pandang Renaisans: Humanisme dan Politik Sekuler
Humanisme
Gerakan intelektual Renaisans yang paling khas ialah humanisme, suatu program pendidikan dan budaya yang didasarkan pada studi literature Yunani dan Romawi Kuno. Sikap huamis terhadap zaman antik berbeda dari sikap para sarjana abad pertengahan, para sarjana abad pertengahan berusaha menyesuaikan pengetahuan klasik dalam pandanagan dunia Kristen, sebalikanaya para humanis Renaisans tidak menempatkan literature klasik dibawah persyaratan-persyaratan doktrin Kristen; lebih tepatnya, mereka menghargai literature kuno. Dari karya klasik kuno, para humanis berharap belajar banyak hal yang tidak dapat diberikan oleh tulisan-tulisan abad pertengahaan karena tulisan itu berisi tentang bagaimana cara menjalaini kehidupan yang baik didunia ini dan bagaimana cara melaksanakan tugas kenegaraan. Meskipun mereka sebagian besar merupakan gerakan yang sekuler, humanisme Italia bukan tak Kristen, memang para humanisme sering membahas masalah-masalah religus dan teologis, mereka tidak menantang kepercayaan Kristen. Seorang humanisme awal, kadang-kadang diebut sebagai bapak humanism ialah Petrach (1304-1374). Pertach dan para penegikutnya membawa pemulihan karya-karya klasik lebih lanjut dengan membauat suatu usaha sistematis untuk menemukan akar-akar klasik retorika orang italia abad pertengahan.  Petrach mendorong para muridnya untuk mengasai bahasa kuno, Petrarch secara khusus tertarik kepada Cicero, orator Romawi Kuno. Mengikuti contoh Cicero, dia mendesak bahwa pendidikan harus terdiri bukan hanya pembelajaran dan penegnalan benda-benda, tatapi juga pembelajaran bagaimana mengomunikasikan pengetahuan seseorang dan bagaimana menggunakannya untuk kebaikan publik. Oleh karena itu, penekanaan pada pendidikan harus pada retrorika dan filsafat moral kebijaksanaan yang dipadukan dengan kefasihan berbicara. Penekanaan pada kekuatan kreatif manusia ini adalah salah satu doktrin yang paling khas dan paling berpengaruh dari Renaisans. Suatu serangan pada para skolastik zaman pertengahan tersirat dalam cita-cita pendidikan humanis. Para humanais menuduh para skolastik merusak gaya latin dari Romawi kuno dan mengurusi persoalan yang tak berguna . penekanan kaum humanis pada penggunaan penetahuaan juga memebrikan suatu rangsangan kepada ilmu dan seni.
Sebegitu bermusuhnya kaum huamanis kepada semua hal yang berbau skolastik dan zaman pertengahan sehingga mereka membalik pandangan yang sedang dianut menjadi sejarah. Pandangan Kristen melihat sejarah sebagai penyingkapan sederhana atas kehendak dan penyelenggaraan tuhan. Kaum humanis menekankan pentingnya tindakan-tindakan dan kehendak manusia dalam sejarah, karea orang adalah perserta aktif  dalam membentuk peristiwa.mereka mencirikan zaman yang mendahului zaman mereka sendiri sebagai suatu periode kemerosotan dari puncak-puncak klasik (suatu zaman kegelapan) dan meliahat zaman mereka sendiri sebagai suatu periode kelahiran kembali, yang menyajikan pemulihan kebijaksanaan dan cita-cita klasik. Dengan demikian, para humanis menemukan gagasan zaman pertengahan sebagai periode yang memisahkan dunia kuno dari dunia mereka sendiri. Para humanis dalam periodisasi sejarah masa kin kedalam periode kuno, pertengahan, dan modern. Pandangan humanis juga memuat suatu unsure ide kemajuan kasa kini: mereka berani berpikir bahwa mereka adalah “Modern”, bahkan mungkin melampaui kejayaan kuno Yunani dan Romawi. Para huamanis menekankan kesarjaan historis menghasilkan suatu metode penelitian kritis yang membantu menghancurkan lembaga-lembaga dan loyalitas tradisional. Penagajaran  kaum huamnis atas pujian dan reputasi menjadi sesuatu yang dipuja pada masa Renaisans.
Seni Renaisans
Arti penting Renaisans disampaikan melalui seninya , khususnya asrsitektur, seni pahat dan seni lukis.Contoh-contoh Renaisans dari ketiga bentuk seni itu mencerminkan suatu gaya yang menekankan proporsi, keseimbangan, dan harmoni. Niali-nilai artistic ini dicapai melalui konseptualisasi revolusioner atas hubungan-hubungan ruang dan spasial. Pada tingkat yang dapat dipertanggungjawabkan, seni Renaisans juga mencerminkan nilai-nilai humanisme renaisans : suatu gerakan kembali ke model-model klasik dibidang arsitektur, kepembuatan tokoh telanjang dank e visi heroic manusia. Seni abad pertengahan melayani fungsi religius dannberusaha menggambarkan cita-cita spiritual. Seni renaisans tidak berhenti mengungkapkan cita-cita spiritual, tetapi latar belakang dan karakternya berbeda sekali.
Dibidang seni, seperti dibidang filsafat, orang-orang florentin memainkan peran yang menonjol didalam transformasi estetis ini. Lebih dari pada siapapun, mereka bertanggung jawab untuk cara seniman melihat dan menggambar selama berabad-abad dan cara sebagian besar orng barat melihat atau ingin melihat. Meminjam dari seni lukis bijantine, dia menciptakan tokoh-tokoh yang di modelkan dengan pengubahan dibidang cahaya dan bayangan. Dia juga mengembangkan teknik-teknik perspektif, menggambarkan figure-figur dan objek-objek tiga dimensi pada permukaan dua demensi sehingga tampak berdiri didalam ruangan. Pada awal abad ke lima belas, kebangkitan kembali pembelajarn klasik telah dimulai secara sungguh-sungguh. Di Florence, ia mempunyai padanan artistiknya dikalangan lingkaran arsitek, pelukis dan pemahat yang berusaha menghidupkan kembali seni klasik. Pemimpin kelompok ini adalah seorang arsitek, Filippo Bruneleschi (1377-1446). Dia merancang gereja-gereja (Katedral Florence, misalnya) mencerminkan model-model klasik. Kepadanya, kita juga berutag suatu temuan ilmiah mengenai pentingnya sejarah seni untuk pertama kali aturan-aturan perspektif. Kesetiaan Bruneleschi kepada model-model kuno dan alat perspektif matematisnya yang baru, menyusun tahap perkembangan lebih lanjut seni lukis Renaisans. Sahabat Bruneleschi seorang Floretin yang masih muda Masaccino (1401-1428) menerima tantangan itu. Setia dengan aturan-aturan perspektif  yang baru, Masaccio juga berminat untuk melukis tokoh-tokoh dengan tatapan seram dan memberikan kemuliaan dan kesederhanaan bagi lukisan-lukisannya yang terilhami dengan yang klasik. Perspektif datang bersama daya wahyu religius yang sangat kuat.
Dalam karyanya On Painting, Leon Batistta Alberti (1404-1472), seorang humanis, sarjana, dan teoritisi seni, membawa kecenderungan Renaisans menuju seni perspektifal kepada penyajian terakhirnya dengan mengembangkan teori matematis pertama atas perspektif artistik. Kekaguman Renaisans terhadap seni kuno berarti bahwa para seniman untuk pertama kali sejak kejatuhan Roma mempelajari anatomi, mereka belajar menggambar bentuk manusia dengan mengadakan model yang berpose untuk mereka.
Para seniman Renaisans yang bersar termasuk Leonardo da Vinci (1452-1519), Michaelanglo Bounarroti (1475-1564), dan Raphael Santi (1483-1520). Mereka terkait erat dengan Florence Leonardo adalah seorang ilmuwan dan ahli mesin, dan juga seorang seniman besar. Membawa pengamatan yang cermat atas alam kepada lukisan-lukisannya, dia memadukannya dengan wawasan psikologis yang kuat untuk menghasilkan karya-karya jenius yang tak tertandingi, meskipun sedikit jumlahnya. Mona Lisa adalah suatu contoh penemuan artistic Leonardo yang disebut orang Italia Sfumao.
Ciptaan Michaelagelo tenang harmoni artistic berasal dari penguasaan anatomi dan seni lukis. Tentu saja dia adalah seorang  pemahat dengan kejeniusan tertinggi, yang pendekatan seninya puitis dan visioner. Dari pada mencoba memaksakan bentuk kepada pualam, dia memikirkan kegiatan memahat sebagai pembebasan betuk dari batu. Tapi mungkin karyanya yang paling luar biasa adalah langit-langit Kapel Sistina di Vatikan, mengemban tugas dari Paus Julius II. Bekerja dengan sedikit bantuan dalam empat tahun, Michelangelo menutupi ruang kosong dengan gambar yang patung paling monumental yang pernah dibuat, gambar yang merangkum kisah perjanjian lama. Dia juga mampu melukis subjek lain dan menyampaikan suasana hati lainnya, misalnya lukisan yang mengungkapkan tentang pelindungnya, Paus Leo X dengan dua Kardinal.
Penyebaran Renaisans
Didukung oleh penemuan percetakaan, Renaisans menyebar ke Jerman, Perancis, Inggris, dan Spanyol pada abad kelima belas dan enam belas. Dalam migrasi ke utara, budaya Renaisans menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda dari orang-orang italia khususnya kekuatan berlandaskan kesalehan. Misalnya para pemimpin dari kehidupan umum adalah sebuah gerakan kaum awam  menekankan kesalehan pendidikan dan praktis. Meski sangat kristen dan pada saat yang sama antiklerus, orang-orang dalam gerakan kaum awam yang demikian ditemukan pada alat budaya Renaisans untuk mengasah kecerdasaan mereka untuk menghadapi pendeta, tidak untuk merusak imam melainkan untuk mengembalikannya kekemurnian apostoliknya. Dengan demikian, bagian utara humanis, seperti diitalia yang mendalam dikhususkan untuk mempelajari hal-hal kuno. Tetapi tidak ada dalam humanisme utara membandingkan dengan kecenderungan non-Kristen Renaisans Italia. Para orang utara yang terutama tertarik pada diskusi mengenai apa yang membentuk agama kristen yang asli. Mereka mencari model dalam terang dimana mereka bisa kapan saja mereformasi gereja yang korup.                         Humanisme luar italia kurang memperhatikan kebangkitan nilai-nilai klasik dibandingkan dengan reformasi agama kristen dan masyarakat melalui program humanisme kristen. Para humanisme kristen membudidayakan seni baru retrorika dan sejarah, serta bahasa-bahasa klasik Latin, Yunani dan Ibrani. Namun tujuaan utama dari kegiatan ini adalah lebih religus daripada sebelumnya diitalia, dimana kepentingan sekuler mendominasi. Huamanis utara mengunakan ilmu humanis dan bahasa sindiran dan menjelek-jelekan agama kristen skolastik abad pertengahan danberusaha membangun kristen yang lebih murni dan lebih alkitabiah. Penemuan tekas alkitab yang akurat, diharapkan, akan menyebakan kebangkitan agama yang besar. Para reformis, termasuk Martin Luther, mengandalkan keilmuan humanis.
Eksplorasi Bangsa Barat
Eksplorasi sering disebut juga masa penjajahan atau pencarian. Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu, seperti rempah-rempah dan sebaginya. Bangsa yang mengawali gerakan penjelajahan samudra adalah bangsa spanyol dan Portugal, dengan tujuan awalnya adalah menyerang bangsa Moor yang melarikan diri selama proses Reconquista, setelah laut hutam ditutup untuk bangsa eropa, spanyol berusaha mencari jalan baru untuk melakukan perdagangan dengan dunia timur. Mereka memiliki semboyan yaitu Gold, Gospel, dan Glory.
Spanyol
Penjelajahan Spanyol yang berhasil adalah Christopper Columbus (1451-1506), dan Ferdinand Magellans (1480-1521), dengan dukungan dana dari penguasa spanyol, Ferdinand V dan Ratu Isabella, pada tanggal 3 Agustus 1492 Colombus berangkat dari Spanyol. 12 Oktober 1492 Columbus mendarat di Guanahani, sebuah tempat dikepulauan Bahama. Tempat tersebut kemudian dinamakan San Salvador. Magellan berhasil menemukan Filipina pada tahun 1520.
Portugal
Dalam perjalanan penjelajahan bangsa Portugal tokoh yang terkenal adalah Bartolomeus Dias berhasil menemukan Tanjung Harapan (1488) yang diberi nama Cabo Tormenteso, namun oleh Raja John diganti dengan Cabo de la Esperanca. Dan perjalanan ini dilanjutkan oleh Vasco da Gama melanjutkan rute pelayaran Dias dan berhasil mendarat di Calicut (India) pada tahun 1498. Pedro Alvarez Cabal yang diutus oleh Raja Manuel ke Asia berhasil menemukan Brazil pada tahun 1500.
Inggris
Keberhasilan bangsa spanyol dan Portugal dalam menemukan daerah penghasil rempah-rempah menyebabkan bangsa lain tertarik untuk mengikuti jejaknya. Dibanding Spanyol dan Portugal, ekspedisi Inggris mempunyai misi yang berbeda, Eksplorer Inggris James Cook berhasil menemukan Australia. Inggris kemudian memindahkan penduduk ke daerah yang baru ditemukan dan menjadikan daerah tersebut sebagai koloninya.

Sumber:
Sundoro, Mohamad Hadi.2007. Dari Renaisans sampai Imperealisme Modern.    Jember : Jember University Press
Perry, Marvin. 2012. Peradaban Barat(dari zaman kuno sampai Zaman Pencerahan). Sidorejo : Kreasi Wacana
Prof. DR. J. M. Romein. 1956. AERA EROPA (Peradaban Eropa sebagai Penjimpangan dari Pola Umum. Bandung-jakarta-Amsterdam : “GANACO” N.V.
Sumber Internet :
Pdf. sudrajat@uny.ac.id






2 comments:

Powered by Blogger.