Header Ads

Sejarah Romawi Kuno


Peradaban Romawi Kuno diawali dengan lahirnya Kota Roma. Secara Historis Kota Roma dibangun oleh petani-petani latin yang tinggal di kawasan sebelah utara Semenanjung Italia. Perkembangan Romawi dipengaruhi oleh keadaan geografisnya.
Lokasinya yang strategis di kawasan Laut Tengah yang cocok untuk perdagangan, aman dari sebuan bangsa asing karena terlindungi oleh alam. Di utara adalah Pegunungan Alpen, di timur adalah Laut Adriatik an Laut Ionia. Di selatan adalah Laut Sicilia, dan di barat adalah Laut Tirenia serta Laut Liturgi. Iklim Romawi nyaman dan tanahnya yang subur untuk kegiatan pertanian. Roma dibangun atas tujuh Bukit di tepi Sungai Tiber, sehingga keadaannya aman dan terlindung (Djaja, 2012: 23-24).
Masyarakatnya hidup dari pertanian, perdagangan, dan pelayaran. Bahkan pada masa Kaisar Octavianus Agustus, hubungan dagang meluas samapi ke China melalui jalur dagangnya yang disebut jalur sutera. Mereka mengekspor keramik, barang-barang dari besi dan perunggu, dan kayu serta minuman-minuman sejenis anggur. Adapun barag impor antara lain sutera dari China, rempah-rempah dari Indonesia, serta katun dan mutiara dari India. Dari Mesir diimpor gading, kertas, dan binatang buas. Dari Asia Barat didatangkan permadani, batu permata, garam, dan ikan.[1]
Bangsa Romawi juga memiliki kemampuan yang tinggi dalam pengelolaan logam, penggunaan batu untuk bangunan, teknik lengkung, serta teknik pengerinan rawa yang ditru dari suku Etruska. Bangsa Romawi mewarisi kebajikan dari leluhurnya seperti kekuatan, ketekunan, keuletan, kesetiaan serta melakukan hal-hal yang perlu dikerjakan dengan kedisiplinan. Sikap inilah yang mengantar Romawi menuju kejayaannya.
1.      Sistem Pemerintahan Romawi
Secara garis besar sistem pemerintahan Romawi dapat digambarkan sebagai berikut;
a.       Kerajaan (Monarki) 750 SM-500 SM
Pada mulanya Romawi membentuk kerajaan (monarki) dengan rajanya yang pertama adalah Romulus. Raja-raja Romawi ini berasal dari keturunan pendatang, yaitu bangsa Etruska yang memerintah penduduk asli sebelumnya, yaitu suku bangsa Latin. Meskipun dibidang ekonomi Kerajaan Roma mengalami perkembangan, namun bangsa Latin tidak senang terhadap penguasa asing yang mengenakan undang-undang mliter kepada mereka. Terjadilah pemberontakan penduduk Roma yang berhasil menggulingkan Raja Tarquin pada 509 SM. Pemberontakan itu dipimpin oleh Lucius Junius Brutus. Pemberontakan ini mengakhiri sistem monarki dan menjadi awal mula pelaksanaan sistem demokrasi di Yunani.
b.      Republik Romawi, 500 SM-25 SM
Pemerintah Roma menyebut dirinya sendiri republik (Respublica), artinya pemerintahan rakyat. Mejelis warga Negara yang disebut rakyat dianggap sebagai peguasa mutlak negara itu. Majelis inilah yang memilih para hakim, memberikan suara tentang perdamaian dan perang, dan yang membuat undang-undang. Majelis ini disebut Comitia.[3]Pada masa Republik, Romawi membagi penduduk didasarkan dua golongan, yaitu Patricia dan Plebea. Patrcia berasal dari kalangan pemilik tanah yang luas atau orang yang secara turun temurun sudah merupakan kelas aristokrat (bangsawan). Golongan Patricia dianggap sebagai warga negara secara penuh. Sedangkan Plebea sering dianggap sebagai warga negara secara tidak penuh, namun masih memiliki beberapa hak politik dan hak mengumpulkan kekayaan. Orang-orang dari golongan Patricia  memegang kedudukan dalam lembaga-lembaga politk seperti Konsul, Senat, dan Majelis atau Assembly.
1)      Konsul
Konsul merupakan jabatan pemegang eksekutif untuk masa jabatan satu tahun. Konsul berjumlah dua orang. Tiap-tiap konsul memiliki hak untuk saling memveto sehingga keputusan penting harus didukung oleh kedua orang tersebut. Konsul juga merupakan panglima angkatan perang. Dalam keadaan darurat perang, dengan persetujuan senat, konsul dapat menyerahkan kekusaan haya ke tangan satu orang yang disebut “diktator”. Pengertian diktator sangat berbeda dengan diktator zaman sekarang. Pada zaman Republik Romawi, diktator menjaga kekuasaan secara konstusional dalam waktu pendek paling lama enam bulan.
2)      Senat
Senat adalah Dewan yang anggotanya hanya terdiri atas orang-orang Patricia, berjumlah 300 orang, dan berasal dari mantan pejabat konsul. Konsul tunduk pada senat. Senat juga memiliki hak veto terhadap keputusan majelis. Senat memiliki pengaruh yang sangat besar di Romawi.
3)      Majelis
Majelis adalah lembaga yang anggotanya berasal dari golongan Patricia dan Plebea. Tugas Majelis adalah memilih pejabat konsul dan pejabat-pejabat yang lain dan menyetujui atau menolak perundang-undangan yang yang diajukan oleh Konsul dan Senat. Pada awal pemerintahan, Republik Roma merupakan suatu Oligarki. Hal ini karena yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan adalah sekelompok kecil orang dari golongan Patricia. Dalam perkembangannya, untuk memberikan kesempatan yang sama bagi golongan Plebea duduk dalam lembaga-lembaga pemerintah, dibuatlah undang-undang pertama Roma yang tertulis tahun 449 SM. Undangan tersebut dikenal sebagai “Dua Belas Tabel”.

2.      Masyarakat Romawi
Masyarakat di Roma, bukanlah seluruh penduduk, tetapi kesatuan warga negara. Tidak setiap orang yang tinggal di wilayah itu adalah warga negara, tetapi hanya dia yag memiliki kewarganegaraan. Warga negara ini memiliki banyak keistimewaan. Hanya warga negara yang dilindungi oleh hukum Romawi. Hanya dia yang memiliki hak menikah secara legal, menjadi ayah bagi sebuah keluarga, yakni menjadi tuan bagi istri dan anak-anaknya, membuat wasiat, membeli atau menjual. Ini adalah hak-hak pribadi.
Mereka yang bukan warga negara tidak hanya tidak bisa menjadi tentara dan anggota majelis, tetapi mereka tidak bisa menikah, tidak bisa memiliki kekuatan abolut seorang ayah, tidak bisa memiliki properti secara legal, tidak bisa meminta hukum Romawi, atau menuntut keadilan di Romawi. Ada beberapa tingkatan atau perbedaan kelas diantara warga negara Romawi, yaitu:
a)      Bangsawan,
Seorang warga adalah bangsawan salah satu nenek moyangnya memegang jabatan hakim, karena jabatan hakim di Roma adalah suatu kehormatan. Keluarga bangawan, sangat sedikit ( jumlah mereka tidak sampai 300), karena jabatan hakim yang memberikan kebangsawanan biasanya diberikan kepada orang yang sudah bangsawan.
b)      Satria
Mereka adalah orang kaya yang bukan bangsawan. Mereka adalah pedagang, bankir, dan kontraktor jika kesatria terpilih menjadi hakim, para hakim menyebutnya “manusia baru” dan anaknya menjadi bangsawan.
c)      Rakyat jelata
Mayoritas dari mereka adalah petani. Mereka yang bukan bangawan atau katria membentuk massa rakyat, rakyat jelata. Mayoritas dari mereka adalah petani, yang membudidayakan sedikit lahan di Latium atau di negeri Sabine. Mereka adalah keturunan orang latin atau Italia yang ditundukkan oleh orang Romawi.
d)      Budak yang telah bebas
Peringkat yang terakhir dari semua warga negara adalah budak yang telah bebas, mantan budak, atau anak-anak budak. Noda asal mereka tetap ada pada mereka. Mereka tidak bisa masuk ke dinas tentara Romawi dan mereka memilih setelah semua yang lainya.

3.      Pertahanan dan Militer Romawi
Untuk dapat diterima dalam dina militer Romawi, orang harus menjadi warga negara Romawi. Orang perlu memiliki kekayaan yang cukup untuk membekali diri sendiri dengan biaya sendiri, karena negara tidak menyediakan senjata untuk negaranya, bahkan negara tidak membayar mereka. Unit angkatan perang dikenal dengan nama Legiun. Legiun ini terdiri atas 3600 prajurit (4.200-5000 orang menurut Seignobos). Legiun dibagi menjadi kelompok kecil antara 60-120 orang yang disebut Maniple (secara harfiah berarti segenggam).
                        Sampai dengan 265 SM, Romawi berhasil menduduki Jazirah Apenina yang termasuk koloni Yunani. Romawi terlibat dalam Perang Punisia yang berlangsung sampai tiga kali. Sebab Perang Punisia adalah permintaan Raja Syracuse dari Sisilia terhadap Roma untuk membantu menghadapi ekspansi Kartago.
                        Perang Punisia I terjadi pada 264-241 SM. Dalam perang tersebut Romawi menang dan memperoleh Sisillia Barat sebagai penghasil gandum. Dalam Perang Punisia II yang terjadi antara tahun 218-20 SM, pasukan Kartago yang dipimpin oleh Hannibal mengarahkan kekuatannya untuk masuk ke Italia melalui Spanyol dan Pegunungan Alpen. Hannibal juga meminta bantuan Suku Gaul untuk memperkuat pasukannya. Meskipun demikian, Hannibal gagal menaklukan Romawi, bahkan pasukan Romawi yang dipimpin Scopio berhasil menyerbu Afrika Utara. Pada 201 SM Kartago tunduk kepada Roma dan menyerahkan daerah jajahannya di Spanyol kepada Roma.
Dalam perang Punisia III yang terjadi tahun 49-146 SM, pasukan Romawi dapat menghancurkan Kartago setelah senator Romawi yang bernama Cato berpidato “Delenda est Carthago” (Kartago harus dihancurkan). Bangunan-bangunan pun dihancurkan rata dengan tanah dan wilayah kekuasaannya dijadikan wilayah kekuasaan Romawi.
Pada awal abad ke-2 SM, Romawi dapat mengalahkan Makedonia dan Syiria setelah berhasil menaklukan daratan di Laut Tengah. Bangsa Romawi menganggap Laut Tengah sebagai miliknya, Laut Tengah disebut Mare Nostrum atau Laut Kita.

4.      Agama Bangsa Romawi
Bangsa Romawi, Banga Yunani, percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah karya seorang dewa. Tapi sebagai ganti Tuhan yang mengatur seluruh alam semeta, mereka memiliki dewa untuk setiap fenomena yang mereka lihat. Dewa utama adalah Jupiter (dewa langit), Janus (dewa bermuka dua), Mars (dewa perang), Mercury (dewa perdagangan), Vulcan (dewa api), Neptunus (dewa laut), Ceres (dewa biji-bijian, bumi, bulan), Juno, dan Minerva.
Bangsa Romawi, tidak seperti orang-orang Yunani, tidak memberikan suatu bentuk pasti kepada dewa-dewa mereka. Orang Romawi memandang agama sebagai pertukaran jasa. Mereka membawa persembahan dan penghormatan, sebagai gantinya dewa menganugerahkan beberapa keuntungan. Jika setelah memberikan hadiah untuk dewa orang itu tidak menerima apa-apa, ia dianggap dirinya ditipu. Selama sakitnya Germanius orang memperembahkan korban untuk kesembuhannya. Ketika diumumkan bahwa Germanius sudah mati, orang-orang dengan marah membalik altar dan melemparkan patung-patung dewa ke jalanan, karena dewa tidak melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Dan dizaman kita petani Italia memaki-maki santo yang tidak memberikan apa yang ia minta.
Ibadah dilakukan dengan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan para dewa. Mereka diberi sesaji buah-buahan, susu, anggur, atau korban binatag. Kadang-kadang patung dewa dibawa dari kuil-uil mereka, diletakkan di sofa, dan disuguhi pesta. Seperti di Yunani, rumah-rumah megah (kuil) dibangun untuk mereka, dan hiburan-hiburan diadakan untuk mereka.
Tapi memberikan korban mahal kepada dewa aja tidak cukup, para dewa Romawi cermat menyangkut bentuk. Mereka menuntut agar semua ibadah, pengorbanan, permainan, perembahan, harus dilangsungkan sesuai aturan kuno (ritual). Orang Romawi, seperti orang Yunani, percaya pada pertanda. Menurut mereka, para dewa mengetahui masa depan dan mereka mengirim tanda-tanda yang memungkinkan orang untuk meramalnya. Sebelum melakukan tindakan apapun, orang Romawi berkonsultasi dengan para dewa.
5.      Negarawan Romawi
Negarawan-negarawan Romawi antara lain:
a.       Tiberius Gracchus (163-133 SM)
Ia berusaha memperbaiki nasib para petani melalui land reform (pembaharuan hak pemilikan tanah) namun gagal dan ia pun terbunuh.
b.      Gayus Gracchus (153-121 SM)
Ia melanjutkan tindakan land reform, namun juga tewas ditangan musuh.
c.       Marius (155-86 SM)
Ia berkuasa secara otokratis namun gagal memperbaiki kehidupan politik.
d.      Sulla (83-79 SM)
Semasa pemerintahannya, ia sering memihak senat. Ia memerintah sebagai diktator selama 4 tahun.
e.       Trium Vurat I (Tiga Serangkai), Yaitu Pompeyus, Crussus, dan Julius Caesar
Dari ketiga tokoh tersebut, akhirnya Julius Caesar tampil sebagai penguasa tunggal. Julius Caesar mengalahkan Bangsa Galla di Prancis Selatan. Peristiwa ini kemudian dibukukan dengan judul Oe Belo Gallaica. Dalam peperangan di Asia Kecil, Julius Caesar mengirim pesan yang terkenal ke Roma yang berbunyi Veni, Vidi, Vici. Artinya saya datang, saya melihat, dan saya menang. Selain itu Julius Caesar memperbaharui kalender Romawi sehingga disebut Kalender Julian yang hitungannya setahun ada 365 hari serta dikenal dengan tahun kabisat seperti kalender sekarang. Julius Caesar lahir melalui operasi sehingga persalinan dengan operasi kini disebut dengan operasi caesar.
Keberhasilan Julius Caesar sebagai pengasa Roma menimbulkan iri hati musuhnya antara lain Brutus dan Cassius yang membunuh Julius Caesar pada 14 SM. Kematian Julius Caesar menyebabkan kekacauan di Romawi. Muncullah tiga serangkai yang kedua terdiri atas Octavianus (anak angkat Julius Caesar) dengan Lepidus dan Antonius. Ketiga tokoh tersebut segera membagi kekuasaan.
Lepidus di Afrika Utara, Octavianus menguasai wilayah barat yang berkedudukan di Roma sedangkan Antonius menguasai wilayah timur yang berkedudukan di Mesir yang saat itu diperintah oleh Ratu Cleopatra. Mesir mempunyai kedudukan yang strategis antara lain sebagai gudang gandum untuk Roma. Antonius terpikat dan menikahi Cleopatra.
Antonius dan Cleopatra mempunyai keinginan yang sama untk membebaskan Mesir dari kekuasaan Republik Romawi. Hal ini menimbukan kemarahan Ocavianus sehingga terjadilah perperangan. Kedua pasukan bertemu di Teluk Actium (Italia Selatan). Peperangan tersebut dimenangkan oleh Octavianus. Antonius dan Cleopatra pun kembali ke Mesir untuk melakukan bunuh diri.
6.      Peniggalan Budaya Romawi
a.       Seni bangunan
Bangsa romawi memiliki keahlian yang tinggi dalam bidang seni bangunan. Mereka telah menemukan sistem beton sehingga bangunan-bangunan mereka dapat bertahan beberapa abad. Bangunan-bangunan tersebut dapat ditemukan bekas-bekasnya hingga sekarang. Peninggalan romawi itu antara lain:
1)      Puluhan kuil yang bertebaran di kota roma,
2)      Pantheon, yaitu rumah dewa bagi bangsa romawi.
3)      Limes, yaitu tembok pertahanan yang panjangnya puluhan kilometer, lebar 2,5 m dan tinggi 6 m.
4)      Amphiteater dan colloseum, yaitu bangunan berbentuk stadion yang dapat menampung ratusan ribu penonton. Amphiteater berfungsi sebagai tempat pertunjukan gladiator. Baik kaisar maupun masyarakat romawi pada umumnya menyenangi hiburan. Pertunjukan di colloseum itu antara lain chariot dan gladiator. Chariot adalah kereta perang yang ditarik oleh beberapa ekor kuda. Adapun gladiator adalah perkelahian antara manusia dengan manusia.
5)      Circus maximus untuk pertunjukan hiburan sirkus.
6)      Forum romanum, yaitu gedung pemerintahan.
7)      Cloaca maxima, yaitu saluran pengairan untuk menyalurkan kelebihan air hujan yang hingga sekarang terpelihara dengan baik.
8)      Aquaduct (aquaduk), yaitu bangunan saluran air bersih. Bangunana fisik yang dibangun oleh bangsa romawi memiliki multifungsi. Contohnya jalan raya untuk mempercepat gerakan keperluan irigasi. Salah satu jalan raya yang kuat yaitu via apia yang masih terpelihara hingga sekarang.
b.      Seni sastra
Pada awalnya, perkembangan karya sastra Romawi mendapat pengaruh yang kuat dari Yunani namun berangsur-angsur karya sastra menempatkkan ciri khas Romawi. Selain penulisan buku Aenies karangan Vergelius dan karya Julius Caesar berjudul De Bello Gallica, masih banyak karya sastra yang dihasilkan oleh para pujangga Romawi kuno. Karya tersebut antara lain:
1)      Horatius dengan karyanya yang berjudul Oda.
2)      Livius, seorang sejarahwan yang menulis buku berjudul Magnum Opus.
3)      Lucretuis, seorang filsuf dan penyair. Yang mengembangkan ajaran filsuf yunani terkenal yaitu Epikurus karyanya berjudul Hukum Aalam ditulis dalam bentuk puisi yang mengupas bahwa materi itu terdiri atas atom.
4)      Ovidius menghasilkan karya sastra berjudul Metamorphoses.
·         Cicero yang ahli pidato memperoleh gelar “bapak prosa latin”.
·         Quintilianus, seorang arator terkenal dan guru retotika karya utamanya berjudul Institution Oratorio menjadi buku pembelajaran baku pidato latin.
·         Seneca seorang penulis dan pengacara, hasil karyanya disebut Dialog. Ia adalah kaisar Nero.
c.       Ilmu pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan bangsa Romawi meneruskan pengetahuan yang telah berkembang pada zaman Yunani kuno. Diantara para ilmuwan romawi antara lain: Galen, ahli dalam bidang obat-obatan, anatomi, dan fisiologi serta Lucretius yang mengikuti jejak Epikurus dan berpendapat materi itu terdiri atas atom (Djaja, 2012: 32).
Bangsa romawi lebih menekankan segi kepraktisan, bukan teori semata. Sumbangan bangsa Romawi di bidang kedokteran dan obat-obatan sengat besar bagi dunia sekarang. Mereka telah menggunakan radas kedokteran. Radas kedokteran ditemukan di pompeii, salah satu di antara 200 perkakas kedokteran untuk memeriksa bagian dalam ibu yang mengandung. Radas yang disebut spekulum ini menyerupai radas yang digunakan zaman sekarang.
Dokter pada zaman Romawi telah berhasil melakukan operasi gondok, amandel, dan batu ginjal. Para dokter berhasil menolong kelahiran seorang bayi yang tidak dapat dilahirkan secara normal yang disebut oprasi caesar (disebut demikian karena pertama kali untuk melahirkan Julius Caesar). Hingga saat ini banyak istilah kedokteran sekarang yang menggunakan bahasa latin.
d.      Pemerintahan, militer, dan hukum 
Tata pemerintahan romawi tersusun rapi yang dijalankan dengan beberapa sendi sebagai berikut:
1)      Pemerintahan sentralisasi, berpusat pada kaisar.
2)      Pelaksanaan ketertiban dan keamanan secara ketat.
3)      Komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah terpelihara dengan baik didukung oleh jalan yang baik, secara berurutan dari imperium-pretectur-dioceses-provinsi.
4)      Untuk mempertahankan kekuasaan atas wiliyah yang sangat luas dirempuh siasat divide et impera yang kemudian ditiru oleh banyak bangsa yang mempraktikkan penjajahan, misalnya belanda di indonesia.
Bangsa romawi mampu mengorganisasi kekuatan militernya dengan rapi. Istilah-istilah yang digunakan itu masih dikenal dalam dunia mliter hingga sekarang misalnya legiun, divisi, kavaleri, infantri dan lain-lain. Semangat bela negara yang disebut patria protesta ditanamkan sedini mungkin dalam diri warga negaranya. Istilah tersebut tersebut dikembangkan menjadi kata patriot yang anda kenal di indonesia.
Di bidang hukum bangsa romawi memberikan sumbangan yang besar dalam menegakkan keadilan. Konsep bahwa semua orang sama di dalam hukum sastra adanya asa praduga tak bersalah telah dikembangkan dalam hukum Romawi kuno. Hukum Romawi adil dan manusiawi. Hukum Romawi berkembang malalui proses sejarah yang panjang sejak pertengahan abad 5 SM sampai akhirnya kitab hukum zaman kaisar Yustinianus abad 6 M. Kaisar Yustinianus mengkodifikasikan (membukakan) hukum-hukum Romawi dari kaisar-kaisar yang memerintah sebelumnya. Kodifikasi hukum itu disebut Corpus Yuris atau Codex Yustinianus. Selain Codex ada Pandect, yaitu kumpulan pendapat para ahli hukum. Codex Yustinianus dijadikan dasar penyusunan Codex Napoleon yang dikembangkan lebih lanjut menjadi hukum modern hingga sekarang.3

1 comment:

Powered by Blogger.