Sejarah Pelayaran Samudra
Penjelajahan
Samudra
Tahun
1450-1460 merupakan sebuah masa yang oleh orang Eropa disebut dengan masa
penemuan (Age of Discovery) dan masa
perluasan kekuasaan (Age of Expansion).
Pada masa inilah mereka berhasil mengembangan ilmu pengetahuan di segala bidang,
terutama pelayaran dan teknologi pendukungnya. Mereka memang tertinggal dari
bangsa Romawi dan Islam, namun mereka memiliki keinginan yang sangat besar
untuk mengejar ketertinggalan itu. Pada awal-awal masa penjelajahan samudra,
meski hanya berbekal pengetahuan yang sangat minim tentang dunia (Bahkan mereka
belum yakin akan bentuk bumi, apakah bulat seperti bola atau datar seperti
meja), mereka nekat mengelilingi dunia melewati jalur laut. Mereka pun ingin
berekspansi, membangun wilayah-wilayah pendudukan atau koloni. Inilah awal mula
kolonialisme Eropa.
1. Latar Belakang Penjelajahan Samudra
Prancis,
Inggris, Portugis, Belanda, dan Spanyol merupakan kekuatan kolonial utama
bangsa Eropa pada masa itu. Bangsa ini begitu tertinggal, sehingga baru pada
tahun 1350 mereka bisa berlayar sampai Laut Tenggah, ujung selatan Spanyol, dan
ujung timur Turki. Padahal orang Romawi sejak 1.000 tahun sebelumnya sudah
melakukan hal yang sama.
Pada
abad ke-15, orang-orang Eropa hanya sedikit mengetahui informasi tentang permukaan
bumi. Peta dunia yang dibuat oleh Vessente Miggioli, masih berdasarkan pada
teori bumi sebagai tanah yang sambung menyambung. Padahal teori usang itu telah
diciptakan Ptolomeus, filsuf Yunani keturunan Mesir pada abad ke-2. Maggioli
menggambarkan Amerika adalah sambungan dari Asia. Dia tidak mengetahui bahwa
kedua benua ini dipisahkan oleh laut.
Untunglah
para pelaut eropa tidak menunggu peta yang tepat untuk pergi berlayar. Mereka
melakukan pelayaran dengan peta seadanya. Mengapa mereka begitu nekad berlayar
dengan peta yang buruk? Rupaya mereka cukup percaya diri karena menguasai
teknologi pelayaran dan persenjataan. Selain itu, mereka sangat bernafsu untuk mendapatkan kekayaan, seperti emas dan
rempah-rempah yang mahal.
Teknologilah yang memungkinkan bangsa-bangsa
Eropa melakukan penjelajahan dunia. Selai kapal laut, Eropa Barat telah
menyempurnakan meriam. Senjata ini mengeluarkan dentuman yang menakutkan.
Pelurunya bisa merusah benteng kayu bahkan kota. Kisah keberhasilan Sultan Muhammad II
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 adalah bukti
kedahsyatan meriam. Sang sultan sangat beruntung, karena para insinyur Eropa
mau diupah untuk membuat 56 peluru meriam kecil dan 1 pucuk meriam raksasa yang
mampu melontarkan peluru seberat 800 pon (363,2 Kg).
Teknologi meriam sangat membantu para pelaut
karena mereka kekurangan prajurit untuk melindungi kapal. Kala itu, Eropa baru
saja dilanda wabah kematian yang disebut "Black Death".
Selain kekurangan prajurit, mereka juga kekurangan pendayung yang biasanya
menggunakan para budak atau orang-orang terpidana.
Keberhasilan menempatkan meriam di kapal akan
percuma apabila para pembuat kapal tidak menemukan cara memanfaatkan tenaga
angin untuk menggantikan tenaga pendayung. Semula, kendaraan perang di laut
hanyalah perahu besar terbuka berawak puluhan pendayung dan tenara. Kapal-kapal
berlambung tertutup dan digerakan angin yang ditangkap layar pada tiang,
berhasil mengatasi masalah kekurangan pendayung dan keseimbangan akibat
tambahan bobot meriam dan hempasan ombak besar. Walau lebih lamban daripada
kapal dayung, kapal layar ini memuat lebih banyak barang dan lebih lincah.
Pada abad ke-15, para pelaut Eropa mulai
mengenal kompas yang dibawa para pedagang muslim dari Cina. Kompas sangat
membantu untuk menentukan arah pelayaran. Orang-orang Islam telah menemukan astrolobe
pada abad ke-12, juga berjasa bagi para pelaut Eropa. Alat itu dapat mengukur
ketinggian matahari dan benda langit lainnya. Dengan demikian, para pelaut
dapat mengetahui letak kapal dari gais khatulistiwa. Peralatan navigasi ini
lambat laun membantu menyempurnakan peta.
Jika teknologi membantu pelayaran para
penjelajah Eropa, apakah yang mendorong mereka menempuh bahaya mengarungi
lautan yang ganas, berkumpul dengan saingan penduduk pribumi yang primitif?
Pada dasarnya mereka mencari keuntungan material. Para penjelajah itu terus
terang mengakui motif itu. Bartholomeus Diaz berkata motif
utamanya adalah untuk menjadi kaya. Pelaut lainnya, Vasco da Gama,
motif utamanya adalah untuk menyebarka agama dan mencari rempah-rempah. Para
pelaut dan penjelajah itu religius sebagaimana orang zaman pertengahan,
nyatanya perilaku mereka tergolong modern dan materialistik.
Beberapa penjelajahan terkenal telah berhasil
menemukan pengganti jalur darat yang dikuasai Sultan Turki. Mereka adalah
Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, dan Alfonso de Albuquerque
dari Portugis. Sedangkan Spanyol Mengutus Christopher Columbus,
pelau Genoa (Italia), dan Ferdinand Magellan.
Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa
Eropa melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra. Di bawah ini akan
dijelaskan perkembangan ilmu pengetahuan, eknomi, politik, dan idealisme
masyarakat Eropa pada abad pertengahan.
A. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada akhir abad pertengahan, menimbulkan perubahan besar dan
cepat (revolusi). Hal itu diperlihatkan dengan munculnya penemuan Nicolaus
Copernicus dengan teori Heliosentris (helios=matahari,
centrum=pusat), artinya tata surya ini berpusat pada matahari. Teori
heliosentris ini membantah teori lama yang bersifat geosentris (geos=bumi,
centrum=pusat). Ajaran geosentris ini pada perkembangannya melahirkan
suatu pandagan bahwa bumi ini datar seperti meja. Ajaran geosentris didukung
dan disahkan oleh gereja sebagai salah satu ajaran resmi para penganut gereja
khatolik.
Kemudian,
teori heliosentris dipertegas dan diperjelas oleh ilmuwan dari Italia, Galileo
Galilei. Karya ciptanya berupa teleskop, yang dapat mempelajari
gugusan bintang. Akan tetapi, gagasan Galileo dianggap bertentangan dengan
ajaran gereja dan dinyatakan sebagai ajaran sesat.
Perkembangan
pemikiran baru dari Copernicus dan Galileo di Eropa mengubah pandangan
masyarakat Eropa tentang keberadaan bumi. Pemikiran Copernicus dan Galileo
menyatakan bahwa bumi ini bula dan matahari sebagai pusat tata surya.
Pernyataan itu mendorong orang-orang Eropa untuk mengarungi lautan mencari
daerah baru.
Keinginan
untuk mengarungi samudra semakin besar, ketika muncul buku karangan Marco
Polo yang berjudul "Imago Mundi" (Citra Dunia) dan"Il
Milline" (Sejuta Keajaiban). Pada kedua buku ini dijelaskan tentang
kekayaan yang melimpah di negeri timur (Cina dan Jepang). Kekayaan itu berupa
emas, perak, dan sutra. Kisah dalam buku Marcopolo itu memberikan dorongan bagi
para pelaut Eropa untuk mengarungi samudra.
B. Ekonomi
Faktor
ekonomi merupakan faktor paling kuat yang mendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra. Sebelum menemukan daerah pusat rempah-rempah, bangsa
Eropa hanya mendapatkan hasil dagangan di pusat-pusat perdagangan Asia Barat.
Barang dagangan yang diperoleh berasal dari India, Cina, Jepang, dan Asia
Tenggara.
Keuntungan
yang diperoleh oleh bangsa Eropa dengan membeli barang dagangan dari pelabuhan
Asia Barat sangat sedikit. Apalagi para pedagang Asia Barat menjual barang dagangan
dengan harga yang mahal. Karena itu orang-orang Eropa berkeinginan mencari
barang dagangan dari pusatnya. Dengan begitu, mereka berharap memiliki
keuntungan yang berlipat ganda.
C.
Politik
Faktor
berikutnya yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra adalah
peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Usmania tahun1453.
Peristiwa ini menyebabkan orang-orang Eropa tidak mau berdagang di wilayah
perdagangan Asia Barat. Akibatnya, perdagangan antara dunia timur dan barat
terputus.
Perkembangan
beikutnya, bangsa Eropa mencari arah lain untuk menuju dunia timur. Keadaan ini
menimbulkan gerakan pelayaran dan penjelajahan samudra secara besar-besaran.
D. Idealisme
Keberhasilan
para pelaut Portugis dan Spanyol merintis jalan laut menuju Nusantara,
mendorong gelombang pelayaran berikutnya. Tidak hanya ekspedisi dari Portugis
dan Spanyol, meliainkan juga dari Inggris dan Belanda. Bangsa Eropa yang datang
ke dunia timur pun pada dasarnya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor idealisme,
dan merupakan tujuan utama mereka. Tujuan mereka sama yaitu Gold, Glory,
dan Gospel.
Gold secara
harfiah berarti emas. Namun selain emas, orang-orang Eropa secara khusus
mencari rempah-rempah, yang merupakan sumber kekayaan yang sangat penting dan
laku dipasaran Eropa. Hasil pertanian ini mereka perlukan untuk obat-obatan dan
penyedap serta pengawet makanan. Terlebih setelah terjadi Perang Salib,
orang-orang Eropa lebih terdorong untuk mendapatkan sumber kekayaan itu
langsung dari tempat asalnya.
Selain
bermotifkan Gold, para penjelajah Eropa pun mengharapkan Glory, otau kejayaan.
Hampir setiap orang ingin berjaya. Hanya anak kecil, orang tua yang pikun dan
orang gila yang tidak memikirkan kejayaan. Bukan orang Eropa saja yang mengejar
kejayaan di Nusantara. Bahkan kata "Nusantara" merupakan lambang
kejayaan Majapahit yang berhasil menundukan kerajaan-kerajaan yang lemah.
Setelahmendapatkan daerah rempah-rempah, bangsa-bangsa Eropa mempunyai
idealisme penguasaan daerah tersebut guna mencapai kejayaan.
Idealisme
terakhir dari para penjelajah Eropa adalah menyebarkan agama Nasrani (gospel).
Salah seorang tokoh penyebar agama Nasrani di Indonesia bagian timur, seperti
di Makassar, Ambon, Ternate, dan Morotai adalah Franciscus Xaverius
atau Santo Francis Xavier (1506-1552). Xaverius bersama Santo
Ingatius de Loyola mendirikan Ordo Yesuit.
2. Bangsa Eropa dalam Penjelajahan
Samudra
Portugis,
Spanyol, Inggris, Belanda, Prancis, dan Denmark adalah negara-negara polopor
penjelajahan samudra. Untuk menghindari persaingan antara Portugis dan Spanyol, pada 7 Juni 1494 lahirlah
Perjanjian Tordesilas.
Berdasarkan Perjanjian Tordesilas, Paus
membagi daerah kekuasaan di dunia non-Kristiani menjadi dua bagian dengan batas
garis demarkasi/khayal yang membentang dari Kutub Utara sampa
Kutub Selatan. Daerah sebelah timur garis khayal adalah jalur/kekuasaan
Portugis, sedangkan di sebelah barat menjadi kekuasaan Spanyol.
A.
Portugis
Portugis menjadi pelopor
berlayar mencari tempat asal rempah-rempah. Hal ini tidak lepas dari taktik
Pangeran Henry Mualim (Henry Navigator) yang memberi hak-hak istimewa kepada
keluarga-keluarga saudagar sukses dari Italia, Spanyol, dan Prancis. Tujuannya
supaya mereka bersedia tinggal dan berdagang di ibu kota Portugis.
Penjelajah-penjelajah
yang berasal dari Portugis antara lain sebagai berikut;
1) Batholomeus
Dias
Bartolomeus Dias lahir di Algarve 1450 dan wafat di Tanjung
Harapan, 29 Mei 1500. Batholomeus
Dias berangkat dari Lisabon (Portugis) pada Agustus 1487. Ketika sampai di
ujung Benua Afrika, kapal Dia diterjang badai topan. Setelah badai reda, Dias
memutuskan kembali ke Portugis. Diaz memberi nama ujung seatan Benua Afrika
tempat rombongannya terkena badai topan dengan Tanjung Badai. Namun untuk
menghilangkan kesan menakutkan, Raja Portugis Joao II mengubah namanya menjadi
Tanjung Harapan (Cape of Good Hope).
2) Vasco
da Gama
Vasco da Gama dilahirkan tahun 1460 dan wafat tahun 1524. Raja Portugis Manuel I pada 8 Juli 1497 memerintahkan Vasco dan Gama
mengikuti jejak Diaz. Ekspedisinya dilakukan melalui laut sepanjang pantai
Afrika Barat. Dalam pelayarannya, Vasco da Gama sempat singgah di Pantai Afrika
Timur. Atas petunjuk Mualim Moor, da Gama melanjutkan ekspedisinya
memasuki Samudra Hindia dan Laut Arab. Vasco da Gama tiba di Calcuta pada 22
Mei 1498. Di sana dia berusaha mendirikan pos perdagangan. Ia membeli
rempah-rempah untuk dikirim ke Portugis dan sisanya dijual ke negara-negara
Eropa lainnya.
3) Alfonso
d’Albuquerque
Lahir di
Alhandra pada tahun 1453. Beberapa lama menduduki Calcuta, orang
Portugis sadar bahwa penghasil rempah-rempah bukanlah India. Ada tempat lain di
Asia yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, yakni Malaka. Bagi Portugis,
cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka adalah dengan merebut dan
menguasainya. Portugis mengirim ekspedisi dari Calcuta ke Malaka dan dipimpin
Albuquerque. Ekspedisi ini berhasil menaklukan Malaka pada 1511
B.
Spanyol
1) Christopher
Columbus
Christopher Columbus lahir pada tanggal 30 Oktober 1451 dan
wafat pada tanggal 20 Mei 1506. Dengan menggunakan tiga
buah kapal, yaitu Santa Maria, Nina, dan
Pinta, pada 3 Agustus 1492 Columbus
mulai berlayar mencari rempah-rempah ke Dunia Timur. Setelah berlayar lebih
dari dua bulan mengarungi Samudra Atlantik, sampailah Christopher ke Pulau Guanahani
yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia. Ia merasa telah sampai di Kepulauan
Hindia Timur yang merupakan sumber rempah-rempah. Ia menamai penduduk asli di
kawasan itu sebagai Indian. Selanjutnya Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia
Barat.
Columbus bersama
seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara tahun 1492-1504, berlayar
terhitung empat kali. Mereka menemukan benua baru yang diberi nama Amerika.
Sejak Columbus menemukan Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol lain sepert
Cortez dan Pizzaro. Cortez menduduki Mexico pada 1519 dengan menaklukan Kerjaan
Aztec dan suu Maya di Semenanjung Yucatan. Pizzaro pada 1530 berhasil
menaklukan Inca di Peru.
2) Ferdinand
Magelhaens (Magellan)
Pada 10 Agustus 1519, Magellan berlayar ke
Barat didampingi Kapten Jual del Cano (Sebastian del Cano) dan seorang penulis
dari Italia bernama Pigafetta. Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan
Magellan-del cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat.
Pada 1520, setelah menyebrangi Samudra Pasifik, sampailah rombongam Magellan ke
Kepulauan Massava, yang kemudian diberi nama Filipina, dari nama Raja Spanyol,
Philips II. Dalam satu pertempuran melawan orang Mactan, Magellan gugur (27
April 1521). Akibat peristiwa itu, rombongan bergegas meninggalkan Filipina
dipimpin oleh del Cano, menuju Kepulauan Maluku. Magellan dianggap orang besar
dalam dunia pelayaran karena menjadi orang yang pertama kali mengeliling dunia.
Raja Spanyol memberi hadiah tiruan bola bumi dengan llitan pita bertuliskan
“Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku”.
C.
Inggris
1) Sir
Francis Drake
Pada 577 Drake berangkat berlayar dari
Inggris ke arah barat. Dalam pelayarannya, rombongan ini memborong
rempah-rempah di Ternate. Setelah mendapatkan rempah-rempah, Drake pulang ke
Inggris dan sampai pada 1580. Pelayaran Drake ini belum memilki arti penting
secara ekonomis dan politis.
2) Pilgrim
Fathers
Pada 1607 rombongan yang menamakan diri Pilgrim Fathers melakukan pelayaran ke
arah barat. Kapal yang bernama May Flower
berhasil membawa rombongan ini mendarat di Amerika Utara.
3) Sir
James Lancester dan George Raymond
Pada pelayaran tahun 1591, Lancester
berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh dan Penang, samapi di Inggris pada
1594. Pada Jun 1602, Lancester dan maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil
tiba di Aceh dan terus menuju banten. Di Banten, dia mendapat izin mendirikan
kantor dagang.
4) Sir
Henry Middleton
Pada 1604 pelayaran kedua EIC yang
dipimpin Sir Henry Middelton berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan
Banda. Terjadi persaingan dengan VOC. Selama 1611-1617, orang-orang Inggris
mendirikan kantor dagang di Sukadana, Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh,
Pariaman, dan Jambi.
5) Wlliam
Dampier
Pada 1688, Dampier melakukan pelayaran dan
berhasil mendarat di Australia. Ia terus melanjutkan pelayaran dengan
menelusuri pantai ke arah utara.
6) James
Cook
Pad 177o Cook berhasil mendarat di pantai
timur Australia dan menjelajahi pantai Australia secara menyeluruh pada 1771.
Oleh karena itu, James Cook sering dikatakan sebagai penemu Benua Australia.
D.
Belanda
Biasanya para pedagang
Belanda membeli dagangan rempah-rempah dari Portugis di pusat Pasar Lisabon. Namun
setelah Lisabon dikuasai Spanyol, Belanda mencari jalan menuju daerah penghasil
rempah. Walaupun Portugis berusaha menutupi dan merahasiakan jalur menuju
daerah penghasil rempah, tetapi Belanda berhasil menyusul Portugis dan spanyol.
Berikut adalah beberapa
penjelajah samudra dari Belanda;
1) Barentz
Pada 1594, Barentz mencari daerah Timur
(Asia) melalui jalur lain yaitu ke utara. Perjalanan Barentz terhambat karena
air laut membeku sesampainya di Kutub Utara. Ia berhenti d sebuah pulau yang
dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya, kemudian memutuskan untuk kembali,
tetapi meninggal di dalam perjalanan.
2) Cornelis
de Houtman
Pada 1595, de Houtman dengan empat buah
kapal yang memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari
daerah asal rempah-rempah ke arah timur mengambil jalur seperti yang ditempuh
Portugis. Pada 1596 Cornelis de Houtman berhasil sampai di Banten.
3) Abel
Janszoon Tasman
Abel Janszoon Tasman berlayar mencapai
perairan di sebelah tenggara Australia. Pada 1642, ia menemukan sebuah pulau
yang kemudian diberi nama Pulau Tasmania.
Sumber;
Wahjudi Djaja. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Yogyakarta: Ombak
Post a Comment